Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu
terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah
manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu
yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau
dalam spektrum sederhana, harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai
sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi
dan tujuan.
Maka
bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan
bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha.
Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa,
atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Manusia
dan Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan
dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia sehingga bisa menjadi miliknya.
Dalam hal ini, seorang manusia dan harapannya agar dapat dicapai, memerlukan
kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan
kepada Tuhan. Kepercayaan kepada diri sendiri dapat ditimbulkan dengan mulai
memiliki konsepsi diri yang positif baik itu melalui fisik, cara berpikir dan
jiwa yang akan membantu dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain
ataupun bersosialisasi dengan orang lain sehingga terjalin secara positf dan
berkesan dengan baik sehingga apa yang diharapkan dapat terwujud. Adapun
kepercayaan kepada orang lain bisa ditimbulkan dengan merasa pantang untuk
melakukan kebodohan dan kecurangan ataupun perilaku korupsi sehingga orang lain
merasa percaya dalam membebankan apa yang diamanatkannya dan itu merupakan
sesuatu yang kita harapkan. Hal tersebut bisa disebut dengan relationship.
Kepercayaan terhadap Tuhan dapat diwujudkan dengan menjalankan segala perintah
yang disuruh-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya serta beribadah dan
beramal sesuai dengan agama yang diyakini. Dalam hal ini pengertian ibadah
secara luas dimana kesemua kegiatan berorientasi kepada Tuhan.
Dalam
hidup di dunia, manusia didadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah
positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia
perlu belajar dari manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki
kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal
dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan
sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Ada yang
dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada
yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia
akan semakin yakin bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan
ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat.
